Teman masa kecilku

“Teman masa kecilku” 

Namaku mawar, ibuku yang memberikan namaku karena ibuku sangat menyukai bunga mawar. 
Namaku mawar, ibuku yang memberikan namaku karena ibuku sangat menyukai bunga mawar. 
Alasan itu tidak hanya membuat ibu memberiku nama “mawar” karena hal ini disaat ibu bertemu dengan bapak dipertemukan dengan jalur bunga mawar, entah apa dan bagaimana kejadianya hanya itu yg bu beritahu kepadaku. 
Alasan mengapa aku diberi nama mawar, berbeda dengan ibu, bapak dan teman teman bermainku di kampong mereka memberi panggilan “war” memang tidak ada yg special dari nama itu , tapi untuk seorang perempuan nama dan panggilan itu sedikit aneh.
Bukanya aku tak ingin memanggil namaku yang diberikan untuku. 
Aku tak sedikitpun bermasalah dengan panggilan itu tetapi jika ibu tahu mereka memanggilku dengan nama itu ibu akan begitu kesal. 
Capek mendengar panggilan itu keluar dari mulut teman-temanku. 
Dan jika itu keluar dari mulut bapak ibu juga akan mengomel. 
Bukan salah mereka memanggilku dengan nama itu tapi memang karena kepribadianku yang tidak mencerminkan nama yg ibu berikan. 
Sikapku dan kelakuanku yang nakal dan tak penurut membuat mereka memberi nama panggilan “war”aku adalah anak perempuan yagng lahir dari keluarga sederhana,
bapak sebagi kepala keluarga yg menafkahi keluarga, dan ibu sebagai ibu rumah tangga mengurusku dirumah. 
Bapak selaku kepala desa ditempatku membuat teman teman merasa lebih akrab khususnya teman laki-laki itu karena ketika teman teman bapak berkumpul mereka membawa anak laki laki mereka kebiasaan itu membuat pertemananku terhadap teman laki laki lebih sering dibandingkan dengan teman teman perempuanku. 
Mengingat mas kecilku yang penuh kenangan indah, canda tawa dan tangis saat itu hanyalah kenangan yang tersimpan .
dibenaku buatku masa kecil adalah masa berhargaku karena tidak ada siapapun bisa kembali masa itu. Bermain hingga sore dan lupa waktu dan memimpikan bagaimana aku dewasa saat itu hanya terfikir bahwa menjadi dewasa adalah hal yang paling membahagiakan, sambl melihat awan sore dengan langit yang memancarkan keindahanya.
Lamunanku semakin indah tiba tiba “mawar…” seketika lamunanku buyar karena suara keras itu,
“ya bu…”ujar mawar, segera aku menghampiru ibuku yang sedang memasak didapur, dan ibuku berkata “bantu ibu masak nak”ibu menyodorkan alat menggoreng yang aku sendiri tidak tahu apa namanya.
Memang aneh perempuan 20 tahun yang tidak tahu alat untuk memasak. “goring ikan ini, ibu akan membuat kopi untuk bapakmu dulu”kata ibu. Aku yang tak bisa memasak dan taka da kegiatn saat ini hanya melihat ikan yang gosong. ibu memarahiku, dengan berkata “mawar kamu ini anak gadis ibu kok bisa bisanya kamu tidak bisa memasak, ini Cuma goreng ikan lho nak.” 
Aku hanya menunduk malu karena bapak ikut serta mentertawakanku,
“maaf ibu, mawar gk bisa bantu ibu, mawar janji mau belajar masak sama ibu”

Aku memang lahir didesa, tapi masa kecilku yang selalu bermain dengan anak laki-laki membuatku sedikit terbawa.
Sejak saat itu kami tak pernah bertemu lagi entah bagaimana kabar dan rupanya sekarang. Aku merindukanya . besok adalah hari keberangkatanku ke Jakarta untu kuliah. 
Di hari pertamaku aku bertemu orang yang mirip dengan teman masa kecilku yaitu rendi, benar saja semua orang tahu dia karena dia orang yang pandai di universitas yang saya ambil. 
Ia tak mengenalku,  hingga di suatu haridiman aku kehilangan ponselku, dan yang menemukanya adalah rendi “ini HP kamu mawar” kata rendi, lalu “kok kamu tahu namaku?” ujar aku sendiri, dan rendipun menjawab “kamu lupa ya, aku rendi teman masa kecilmu” pertemuan itu pertemuan singkat  yang melanjutkan persahabatan kami. Da mengetahui aku adalah mawar karena casing hp ku yang menggambarkan keluargaku.
Mungkin dari sini kita akan terus bertemu dan melanjutkan persahabatan kami, hingga kerinduan ini terobati. Aku akan terus mengalami hidup tanpa rasa sesal hanya kerinduan ini

karena permainanku yang menyenangkan adlah bermain bolahingga aku tak pernah belajar memasak sama ibu. Aku teringat dengan salah satu teman masa kecilku, ia laki-laki tapi ia sangat pandai memasak. 

Dia adalah tetanggaku dulu namanya rendi. Ia satu satunya teman laki-lakiku yang ibu saying walaupun dia hanya tetanggaku. Ia sangat dekat dengan ibuku, tak hanya pandai membantu ibu memasak, ia juga pandai bermain bola bersama teman temanku.

Rendi adalah temanku satu-satunya yang memanggilku dengan nama mawar, 

entah karena ia takut dengan ibu atau Karen hal lain. Dia juga menyelamatkanku dari kejadian waktu itu, diman kejadian itu membuatku hamper kehilangan nyawa.

Dulu dia adalah tetanggaku yang pindah dari Jakarta kedesaku, nama desaku “damai” karena memang disini terkenal dengan keindahan dari alam. 

Dan orang tuanya yang berprofesi sebagai dokter  yang harus membuatnya pindah dari desa kami karena tugasnya. Hingga suatu hari ia harus kembali ke Jakarta bersam keluarganya karena melanjutkan pendidikanya.

Karya     :  Masriyah 
Kelas      : 12 otkp 1
di buat ketika mengikuti Class meeting

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah perkembangan Microsoft Word